Lee et.al, (1978)
mengemukakan bahwa untuk memprediksi atau memperkirakan tingkat pencemaran air,
dapat dianalisa berdasarkan indeks keanekaragaman hewan makrobenthos maupun
berdasarkan sifat fisika - kimia. Terlihat pada grafik bahwa keberadaan
gastropoda terbanyak ada di stasiun tiga. Padahal stasiun satu sangat rendah
dan langsung meningkat drastis pada stasiun dua dan berada di puncak untuk
stasiun tiga. Hal ini terjadi karena pada saat praktikum dilaksanakan musim
hujan sedang berlangsung. Hal ini menyebabkan gastropoda yang sebelumnya di
hulu dan tengah hanyut terbawa derasnya arus air menuju stasiun tiga yang
berada di hilir. Ini dapat dilihat pada tabel kecepatan arus. Terlihat bahwa
arus pada stasiun satu sangat tinggi sehingga menghanyutkan sebagian
gastropoda. Ditambah pada saat pelaksanaan praktikum musim hujan sedang berlangsung,
sehingga air naik dan arus meningkat deras yang dapat menghanyutkan gastropoda.
Selain itu, parameter kimia juga mempengaruhi kerapatan gastropoda pada stasiun
tiga. sehingga stasiun terbaik untuk kepadatan gastropoda berada di stasiun
tiga.
KESIMPULAN
Dalam melakukan
perhitungan gastrpoda tanpa plot harus sangat teliti dan berhati – hati. Karena
salah dalam melakukan pendataan akan menyebabkan data yang sebenarnya berubah
atau bahkan salah. Mencari gastropoda yang ada disekitar tongkat menjadi tumpuan
untuk mendapatkan angka yang spesifik dari keberadaan gastropoda.
Hubungan antara
tolokukur lingkungan dengan gastropoda dan makrobentos menjadi penentu untuk
keberlangsungan hidup gastropoda dan makrobentos. Keberlangsungan hidup
gastropoda dan makrobentos ini dapat menjadi penentu sebuah perairan tercemar
atau tidak. Karena gastropoda hanya menghuni lingkungan yang penuh dengan
substran dan dedritus yang baik. Jika lingkungan tercemar, maka keanekaragaman
gastropoda dan makrobentos juga menurun.
DAFTAR PUSTAKA
download
No comments:
Post a Comment