29 Apr 2017

Produksi Tuna Loin, Perkembangan Aktivitas Perikanan Brigade Muda di Tahuna

 
Tuna Loin merupakan olahan dari daging ikan Tuna segar. Produksi Tuna Loin saat ini sedang berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Hal ini disebabkan sedikitnya pemanfaatan daging tuna menjadi daging Tuna Loin. Kemudian meningkatnya konsumen dalam negeri tidak sebanding dengan produsen yang ada. Persaingan produksi Tuna loin juga menjadi permasalahan tersendiri. Adanya produsen dalam negeri harus bersaing dengan produk import dari beberapa negara maju yang telah lama memproduksi Tuna Loin.

Beberapa waktu yang lalu dilansir oleh www.perumperindo.co.id, Direktur Utama Perusahaan Umum Perikanan Indonesia Syahril Japarin berkunjung ke salah satu bakal unit bisnis penangkapan dan pengolahan ikan yang ada di Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Kunjungan ini dilakukan sebagai aktivitas penjajakan kegiatan bisnis penangkapan dan pengolahan ikan yang sedang di upayakan oleh 'Brigade Muda' Perum Perindo. Perum Perindo saat ini sedang menggali berbagai potensi bisnis yang ada di Tahuna seperti penangkapan dan pengolahan ikan Tuna segar. Ini di upayakan dari kekayaan alam yang terkandung di Sangihe. Kekayaan alam disini belum termanfaatkan dengan optimal.

Brigade Muda yang berada di Sangihe, yang digawangi oleh Jerri Srinur Eka Saputra dan Wahyu Herli berhasil melakukan proses untuk pertama kalinya Tuna Loin atau pengolahan daging Tuna segar. Pengolahan ini melalui serangkaian proses dari sortasi, pemotongan kepala sirip ekor, pencucian, pembuangan kulit dan pembuatan Loin/dikemas beku (frozen). Produksi ini menggunakan 3 ekor Tuna dengan berat total sekitar 187 kg. Hasil yang didapat dari 3 ekor Tuna seberat 91,82 kg Loin dengan grade B menjadi 12 potong.

Selanjutnya tim terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Perbaikan sarana dan prasarana produksi sebagai bentuk tindak lanjut dari inspeksi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara agar mendapatkan sertifikasi kelayakan pengolahan (SKP) dan sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Sertifikasi ini digunakan agar dapat memasuki pasar ekspor. Tim juga berupaya terus mencari bahan baku ikan Tuna yang berkualitas tingg agar dapat meningkatakan kualitas produksi Tuna Loin yang memiliki nila di pasar ekspor. Sehingga persaingan pasar Tuna Loin dari Indonesia dapat bersaing dengan produsen dari negara lainnya yang sudah berpengalaman.

Semoga upaya ini lekas terwujud dan menjadikan Indonesia sebagai negara Perikanan dan poros maritim dunia benar - benar terwujud. Sehingga Indonesia akan menjadi negara pen-supply produk perikanan dunia. Aamiin, Jayalah Perikanan Indonesia
SEKIRANYA TULISAN INI BERMANFAAT, MOHON SEBARKAN MENGGUNAKAN TOMBOL DIBAWAH INI
Previous Post
Next Post

Tafshare.com merupakan blog yang dijadikan sebagai media berbagi pengalaman, metode dan opini seputar pertanian, perikanan, peternakan dan cabang-cabangnya berdasarkan sumber yang kredibel atau pengalaman yang telah di lalui demi turut serta menguatkan ketahanan pangan Indonesia melalui edukasi dari laman digital.

0 komentar: