21 Apr 2020

Pengertian Dimorfisme Seksual dan Faktor Penyebabnya

Tafshare.com - Kita sebagai manusia tentunya mengenal perubahan bentuk tubuh sebagai ciri pematangan seksual. Biasa kita menyebutnya masa Pubertas. Proses ini terjadi sebagai konsekuensi pematangan organ reproduksi dimana secara fisik terlihat perubahannya. Hal ini tentu dikarenakan kita sebagai manusia mampu memandang manusia yang lainnya. Namun cukup sulit jika mata ini digunakan untuk memandang selain manusia. Perspektifnya sudah berbeda. Namun karena manusia merupakan makhluk yang tingkat keingintahuannya sangat tinggi, sehingga pendalaman ilmu pengetahuan dan eksplorasi alam terus dilakukan. Termasuk dalam hal ini ialah perubahan bentuk seksual pada ikan. Pengertian tersebut biasa dikenal dengan sebutan sexual dimorphism atau dimorfisme seksual.


Dimorfisme seksual merupakan fitur yang terjadi di semua taksa dari mulai krustasea sampai ke mamalia. Dimorfisme ini muncul sebagai konsekuensi dari perbedaan dalam pola pematangan, pola pertumbuhan dan ukuran simtotik antar jenis kelamin (Hussy et al., 2012; Cervino, 2014). Dimorfisme seksual dan dikromatisme seksual adalah karakteristik seksual sekunder ikan. Karakteristik seksual sekunder dapat bersifat permanen dan dapat juga bersifat sementara. Karakteristik seksual bersifat sementara hanya muncul ketika musim ikan mijah, biasanya hanya dapat dijumpai pada ikan jantan saja (Lagler et al., 1977). Biasanya setiap spesies ikan memiliki karakteristik seksual sekunder yang berbeda – beda (Pulungan, 2015).


a                                                                           b
Ikan guarami betina (a) dan ikan gurami jantan (b) (Hardaningsih et al., 2012)

Dimorfisme seksual dapat terjadi karena beberapa faktor seperti relung setiap jenis kelamin, seleksi alam, peran reproduksi yang berbeda dan kompetisi intraseksual yang dapat mendorong perbedaan struktur seksual secara eksternal (Kitano et al., 2007 dalam Habibie et al., 2018). Dimorfisme seksual dapat dialami pula oleh ikan-ikan yang berumur panjang dan mencapai bobot yang besar (Suharyanto et al., 2016). Sebagai contoh ialah Ikan gurami (Osphronemus goramy Lac.) dimana ikan tersebut merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang mengalami perubahan seksual sekunder saat dewasa. Karakteristik seksual sekunder yang terjadi saat memasuki fase dewasa kelamin yaitu sekitar ukuran 500 g mengalami perubahan morfometrik yang menjadi ciri khas mencolok antara jantan dan betina. Ikan gurami jantan dengan bertambahnya umur dan ukuran terjadi perubahan morfometrik berupa tonjolan pada dahi dan bibir bawah lebih tebal dibandingkan betina (Febrianti et al., 2016 dalam Sularto et al., 2016).

Sitasi hubungi penulis
SEKIRANYA TULISAN INI BERMANFAAT, MOHON SEBARKAN MENGGUNAKAN TOMBOL DIBAWAH INI
Previous Post
Next Post

Tafshare.com merupakan blog yang dijadikan sebagai media berbagi pengalaman, metode dan opini seputar pertanian, perikanan, peternakan dan cabang-cabangnya berdasarkan sumber yang kredibel atau pengalaman yang telah di lalui demi turut serta menguatkan ketahanan pangan Indonesia melalui edukasi dari laman digital.

0 komentar: