20 Apr 2020

Perikanan Budidaya, Sebuah Peluang Ketahanan Pangan

Tafshare.com - Pangan merupakan kebutuhan sehari - hari manusia atau makhluk yang bernyawa. Kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan primer, setiap harinya semakin terasa sulit. Hal ini semakin dirasakan oleh kalangan masyarakat menengah kebawah. Beruntung bagi mereka yang memiliki penghasilan lebih dan dapat dengan mudah membeli kebutuhan sehari - hari di super market. Namun bagaimana nasib mereka yang tidak memiliki penghasilan cukup?. Tentunya ini akan sangat menyulitkan.

Dikala konversi lahan banyak terjadi, kita lupa bahwa kebutuhan pangan merupakan kebutuhan sehari - hari. Setiap harinya harus selalu tersedia untuk menopang kehidupan manusia. Banyak lahan subur yang dialih fungsikan menjadi gedung - gedung tinggi. Menjadi bangunan produksi sebuah sektor industri. Bahkan beberapa menjadi sebuah hunian baru yang mungkin saja tidak berpenghuni. Menurut data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), luas baku lahan sawah nasional pada 2019 menyusut 287.000 hektar dibanding 2013 (rmco.id).

Baca Juga: Isu Permasalahan Ketahanan Pangan di Indonesia

Dokumentasi Budidaya Nila Sahabat Farm
Bukan hanya pada sektor lahan pertanian semata, sektor perikanan juga mengalami hal serupa. Bahkan mungkin menjadi sektor yang senantiasa termarjinalkan dengan kondisi yang ada. Menurut Akurat.co Beberapa data menunjukan bahwa masyarakat Indonesia kekurangan protein. Pada usia anak saja, diperkirakan sekitar 37 persen anak Indonesia masih kekurangan asupan protein. Padahal protein ini sangat dibutuhkan oleh tumbuh kembang tubuh manusia. Mulai dari tumbuh kembang otot hingga tumbuh kembang otak dengan baik.

Penyedia protein yang baik salah satunya ialah ikan. Dibandingkan dengan protein hewani yang berasal dari hewan ternak, ikan memiliki kandungan protein yang jauh lebih lengkap. Dijelaskan dalam Alodokter.com ikan juga merupakan salah satu jenis makanan sumber protein hewani yang sangat kaya akan kandungan nutrisi di dalamnya, mulai dari asam lemak omega-3, asam lemak tak jenuh, mineral dan vitamin A, D, B6, dan B12. Secara umum, manfaat mengonsumsi ikan diyakini dapat memperkuat tulang, mengurangi risiko penyakit asma dan diabetes pada anak, serta menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah). Ikan juga memiliki kandungan asam amino esensial dan non esensial yang lengkap.

Baca Juga: Cara Mengidentifikasi Ikan Segar

Selian itu ikan juga mudah untuk di budidayakan sehingga mudah didapatkan. Lahan daratan di Indonesia setidaknya 2 juta kilometer persegi. Sekiranya setiap rumah tangga memiliki 1 ember saja untuk budidaya ikan seperti nila, lele, gurami, patin dan ikan konsumsi lainnya. Misalkan kita ambil contoh ialah ikan lele, dengan pertumbuhan 2 bulan untuk mencapai size 10 yakni 10 ekor/kg. Satu ember berisi 30 ekor dengan tingkat kehidupan 80%. Maka setiap 3 bulan (asumsi jeda 1 bulan) dapat menghasilkan 24 ekor ikan lele dengan berat 2,25 kg. Sekiranya 2,25 kg tersebut dapat di konsumsi setidaknya 2 kg, maka konsumsi ikan dapat meningkat dan kebutuhan protein hewani paling tidak dapat mencukupi. Kondisi ini masih dapat ditingkatkan lagi dengan berbagai macam model.

Oleh karena itu, sekiranya prediksi bahwa akan terjadi krisis pangan nantinya sekitar tahun 2030 - 2050. Maka masyarakat Indonesia sudah siap untuk menghadapi problem tersebut. Budidaya perikanan dapat menjadi salah satu alternatif sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan bangsa dan mencukupi kebutuhan protein hewani agar masyarakat cerdas dan tangkas.
SEKIRANYA TULISAN INI BERMANFAAT, MOHON SEBARKAN MENGGUNAKAN TOMBOL DIBAWAH INI
Previous Post
Next Post

Tafshare.com merupakan blog yang dijadikan sebagai media berbagi pengalaman, metode dan opini seputar pertanian, perikanan, peternakan dan cabang-cabangnya berdasarkan sumber yang kredibel atau pengalaman yang telah di lalui demi turut serta menguatkan ketahanan pangan Indonesia melalui edukasi dari laman digital.

0 komentar: