1 Mei 2020

Parameter Kualitas Air yang Perlu Diperhatikan Lengkap

Tafshare.com - Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kualitas air ialah suatu ukuran kondisi perairan ditinjau dari aspek fisika, kimia biologi. Tentunya kualitas air yang dibutuhkan oleh manusia, hewan dan tanaman berbeda-beda. Kualitas air antara ikan yang terhitung masih satu jenis saja berbeda, apalagi jika sudah berbeda jenisnya. Berikut parameter kualitas air bagi perikanan yang perlu diperhatikan.
Sebuah aliran air di Surabaya (Dokumentasi Pribadi @Tafshare)
  1. Suhu
  2. Suhu memiliki peran yang sangat penting bagi proses kehidupan dan organisme di dalamnya. Proses metabolisme hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang relatif sempit karena merupakan kehidupan yang sangat vital. Biota perairan dapat melakukan metabolisme dan berkembang biak secara optimal pada suhu air yang sesuai (Muhtadi, 2008). Suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ialah lama penyinaran matahari, pertukaran suhu antara air dengan lingkungan air, ketinggian geografis dan banyaknya kanopi. Selain itu dipengaruhi juga oleh faktor aktivitas (Sudarmadji et al., 2009)
  3. Kecerahan
  4. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan alat bernama secchi disk dengan satuan centimeter atau meter. Kekeruhan pada perairan yang tergenang seperti danau, lebih banyak disebabkan oleh bahan terlarut berupa koloid dan partikel-partikel halus. Kekeruhan pada sungai lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan terlarut yang berukuran lebih besar seperti lapisan permukaan tanah yang hanyut oleh aliran airpada saat hujan (Effendi, 2003). Kecerahan adalah tingkat penetrasi cahaya matahari di suatu perairan yang dinyatakan dengan stuan panjang. secchi disk merupakan piringan yang diberi warna hitam dan putih yang dihubungkan dengan tali pegangan mempunyai garis-garis skala (Sudaryanti, 2009). Baca Juga: Kecepatan Arus Laut Jawa: Pembahasan
  5. Kedalaman
  6. Kedalaman air merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah diwilayah pesisir seperti erosi, pertamabakan, stabilitas garis pantai, pelabuhan dan konsekuensi pelabuhan (Simanjuntak, 2009). Kedalaman sangat berpengaruh pada kualitas perairan tersebut. Perairan dangkal akan lebih mudah terjadi pengadukan dasar karena adanya pengaruh dari gelombang sedangkan pada kedalaman perairan lebih dari 3 meter dari dasar jaring (Muhtadi, 2008).
  7. Kecepatan Arus
  8. Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal maupun horizontal sehingga menuju keseimbangan atau dapat dikatakan gerakan air yang sangat luas terjadi di seluruh perairan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan oleh angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang (Andriani, 2014).
  9. Salinitas
  10. Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai dan saluran air alami sangatlah kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu air dikartegorikan sebagai air payau atau menjadi saline apabila konsentrasinya 3-5%. Lebih dari itu disebut brine (Djoko, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas yaitu penguapan air dan curah hujan. Semakin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapannya maka kadar garamnya rendah. Semakin besar curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan menjadi rendah dan sebaliknya semakin kecil curah hujan maka salinitasnya tinggi. Banyaknya sungai bermuara ke laut juga menjadikan salinitas laut tersebut rendah dan sebaliknya apabila sedikit sungai yang bermuara ke laut maka salinitasnya tinggi (Andrianto, 2005). Baca Juga: Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber)
  11. Dissolve Oxygen
  12. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam ekosistem akuatik terutama untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme (Suin, 2002). Oksigen terlarut atau dikenal dengan dissolved oxigen (DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau pertukaran zat kemudian menghasilkan energi baik untuk pertumbuhan atau pembiakan. Kecepatan difusi oksigen dari udara terjadi karena beberapa faktor seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa dan udara, arus, gelombang dan pasang surut (Salmin, 2005). DO yang menjadi ukuran banyaknya oksigen terlarut dalam air biasa diukur dalam satuan miligram perliter (mg/l). Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air dan udara yang masuk ke dalam air. Konsentrasi DO dalam air tergantung pada suhu dan tekanan udara. Suhu 20 derajat celsius (tekanan udara satu atmosfer) misalnya, kosentrasi DO dalam keadaan jenuh 9,2 ppm dan suhu 50 derajat celsius (tekanan udara sama) kosentrasi DO adalah 5,6 ppm (Manik, 2000).
  13. Nitrat dan Fosfat
  14. Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi merupakan proses penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung aerob (Effendi, 2003). Saat kondisi dimana konsentrasi oksigen terlarut sangat rendah dapat terjadi proses kebalikan dari nitrifikasi yaitu proses denitrifikasi dimana nitrat melalui nitrit akan menghasilkan nitrogen bebas yang akhirnya akan lepas ke udara atau dapat juga kembali membentuk ammonium melalui proses fiksasi (Barus, 2001). Menurut Winanto (2004) kandungan fosfat yang lebih tinggi dari batas toleransi dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan. Kandungan fosfat 0,1011 - 0,1615 miugram/liter merupakan batas fosfat berbentuk orthofosfat, organofosfat atau senyawa organik dalam bentuk protoplasma dan polifosfat atau senyawa organik terlarut (Sastrawijaya, 2000). Fosfat dalam bentuk larutan dikenal dengan orthofosfat dan merupakan bentuk fosfat yang digunakan oleh tumbuhan dan fitoplankton. Oleh karena itu, dalam hubungan dengan rantai makanan di perairan orthofosfat terlarut sangat penting (Boyd, 1981). Fosfat terlarut biasanya dihasilkan oleh masukan bahan organik melalui darat atau juga dari pengikisan bantuan fosfor oleh aliran air dan dekomposisi organisme yang sudah mati. Bakumutu konsentrasi maksimum fosfat yang layak untuk kehidupan biota laut adalah 0,015 mg/l (KLH, 2004). Baca Juga: Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gurami (Osphronemus goramy Lacepeda)
  15. pH
  16. Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah pH (singkatan dari pluscane negatif H) yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. pH air menunjukan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter) pada suhu tertentu atau dapat ditulis pH= -log (H+) (Kordi dan Tancung, 2007). Peningkatan keasaman air (pH rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengandung asam-asam mineral bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah) juga dapat disebabkan adanya pyrite (FeS2) dalam air (Manik,2003). Perairan dengan kondisi asam kuat akan menyebabkan logam berat seperti alumunium memiliki mobilitas yang meningkat dan karena logam ini bersifat toksik maka dapat mengancam kehidupan biota, sedangkan keseimbangan amonium dan ammonia akan terganggu apabila pH air terlalu basa. Kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi ammonia yang juga toksik terhadapt biota (Wahyuni, 2008).
  17. Klorofil-a
  18. Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan kondisi oseanografis suatu perairan. Beberapa parameter fisik-kimia yang mengontrol dan mempengaruhi sebaran klorofil-a adalah intensitas cahaya, nutrien terutama nitrat, fosfat dan silikat. Perbedaan parameter fisika-kimia tersebut secara langsung merupakan penyebab bervariasinya produktivitas primer di beberapa tempat di laut (Hatta, 2002).
  19. Fitoplankton
  20. Fitoplankton merupakan plankton nabati yang terdiri dari alga mikroskopis (Sachlan, 2002). Fitoplankton memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai pemasok oksigen utama bagi organisme akuatik. Mengubah zat anorganik menjadi zat organik, sebagai sumber makanan bagi zooplankton, menyerap gas-gas beracun seperti NH3 dan H2S. Sebagai indikator tingkat kesuburan perairan, sebagai indikator pencemaran contohnya Skeletonema sp. akan melimpah di perairan dengan kadar nutrisi tinggi. Dapat menjadi penyedia zat antibiotik seperti penisilin dan streptomisin contohnya pada Asterionella japonica dan Asterionella notata. Fitoplankton pada lingkungan bahari terbagi dalam dua kategori utama yaitu diatom dan dinoflagelata (Sediadi dan Sutomo, 2000).
Parameter tersebut biasa diukur pada perairan umum seperti waduk, danau atau lautan. Untuk perikanan budidaya biasanya hanya mengukur DO, Suhu, pH, Salinitas (jika berair payau atau asin) dan ammonia jika diperlukan. Selebihnya terdapat parameter lain seperti kandungan S dan Fe di air atau kandungan Ammonia perairan. Parameter biologi juga biasanya menambahkan jumlah gastropoda dan macrobenthos perairan.
SEKIRANYA TULISAN INI BERMANFAAT, MOHON SEBARKAN MENGGUNAKAN TOMBOL DIBAWAH INI
Previous Post
Next Post

Tafshare.com merupakan blog yang dijadikan sebagai media berbagi pengalaman, metode dan opini seputar pertanian, perikanan, peternakan dan cabang-cabangnya berdasarkan sumber yang kredibel atau pengalaman yang telah di lalui demi turut serta menguatkan ketahanan pangan Indonesia melalui edukasi dari laman digital.

0 komentar: