14 Mei 2020

Teknik Budidaya Lele Tahap Pembesaran

Tafshare.com - Lele merupakan ikan konsumsi primadona di Indonesia. Hampir di setiap trotoar jalanan menyajikan kuliner pecel lele juga biasa tersedia di rumah makan mewah setingkat restoran. Maka tidak heran jika lele menjadi komoditas penting yang banyak dibudidayakan demi memenuhi permintaan masayarakat. Budidaya lele terbilang gampang-gampang susah. Perlu perkenalan yang baik terlebih dahulu jika belum pernah membudidayakannya (Baca Juga: Memahami Karakteristik Ikan Lele). Budidaya lele memerlukan teknik tersendiri, biasanya para pembudidaya sudah hafal dan fasih dalam menerapkannya.
Ilustrasi ikan lele (Pixabay.com)
Persiapan Kolam Budidaya
Tahap pertama yang dilakukan ialah menyiapkan tempat budidaya. Budidaya lele dapat dilakukan dimanapun, bahkan di ember sekalipun (Baca Juga: Budidaya dalam Ember). Namun jika yang diinginkan ialah skala konsumsi atau jumlah yang banyak tentu kolam menjadi tempat yang direkomendasikan. Persiapan kolam terdiri dari pengeringan kolam, pengapuran dan pemupukan (Baca Juga: Persiapan Kolam Untuk Budidaya Ikan). Perlakuan ini dilakukan untuk memberikan tempat yang semirip mungkin dengan habitat atau syarat hidup ikan yang hendak dibudidayakan.

Pemilihan Benih
Salah satu faktor penentu kesuksesan dalam budidaya ialah kualitas benih yang berkualitas. Tanpa benih yang berkualitas, budidaya dapat mengalami banyak kendala. Terdapat banyak jenis ikan lele yang tersedia di Indonesia. Jenis lele yang direkomendasikan untuk dibudidayakan ialah lele Dumbo dan Sangkuriang. Pembudidaya juga dapat menggunakan jenis yang lainnya sesuai kebutuhan. Ukuran benih yang biasa dibudidayakan dalam tahap pembesaran ialah 5-7 cm. Namun dapat juga dimulai dari ukuran 7-9 cm.

Ciri benih lele yang baik ialah memiliki gerakan yang lincah, tidak terdapat luka atau cacat di tubuhnya, tidak mengandung bakteri, jamur atau penyakit lainnya. Ukuran sambungan kepala ke badan tidak jomplang. Biasa kita mengetahui terdapat ikan lele yang nampak kepalanya besar namun ukuran badannya kecil, ini tanda benih yang tidak baik. Usahakan ukuran benih seragam agar dapat tumbuh serempak.

Menebar Benih
Benih yang telah didapatkan jangan langsung ditebarkan ke kolam budidaya. Lakukan terlebih dahulu aklimatisasi agar tidak terjadi shock lingkungan pada ikan. Ini terjadi akibat perbedaan lingkungan perairan atau perbedaan tempat hidup ikan sebelumnya dan sesudahnya. Jika tidak dilakukan aklimatisasi maka dapat menimbulkan kematian mendadak atau stress yang berujung pada pertumbuhan yang kurang baik, mudah terkena penyakit dan sukar untuk makan. Kepadatan benih prinsipnya ialah 1 m persegi untuk 100 ekor hingga 300 ekor. Semakin baik kualitas air yang dimiliki, semakin baik sirkulasi perairan kolam, semakin lengkap fasilitas pendukung budidaya semakin tinggi pula kepadatan ikan yang dapat ditampung.

Pemberian Pakan
Setelah ikan ditebar, maka lakukan pemuasaan terlebih dahulu agar ikan dapat menyesuaikan dengan lingkungan secara optimal. Pemuasaan dilakukan selama 1-2 x 24 jam bergantung kondisi. Cobalah beri pakan setelah pemuasaan 1x24 jam sedikit demi sedikit. Jika ikan mulai makan dan cukup lahap maka pemuasaan terhitung cukup. Namun jika masih sukar untuk makan, maka lanjutkan pemuasaan yang kedua. Pakan yang direkomendasikan untuk lele ialah yang mengandung protein tinggi seperti daging-dagingan, serangga atau cacing. Jika menggunakan pakan buatan direkomendasikan PRIMA FEED LP yang diproduksi MS. Meskipun demikian lele dapat memakan jenis pakan yang diberikan.

Pemberian pakan dengan dosis maksimal 7% dari bobot ikan tiap pemberian pakan. Misalkan ikan berbobot 10 gram maka pakan yang dibutuhkan sebanyak 0.7 gram tiap pemberian pakan. Pemberian pakan dapat dilakukan pagi dan sore atau pagi siang dan sore bergantung kebutuhan. Direkomendasikan banyak memberi pakan pada sore dan atau malam hari agar dapat menyesuaikan karakteristik ikan.

Selanjutnya ikan dipelihara seperti biasa sesuai dengan jadwal pembudidaya dan pemberian pakan. Masalah dapat saja muncul kapan saja, oleh karena itu ada baiknya melakukan sampling ikan setiap 2 pekan sekali untuk melakukan pengecekan kesehatan ikan, deteksi penyakit, grading dan pemisahan ikan berdasarkan ukuran agar seragam dan tidak menyebabkan kanibalisme.
SEKIRANYA TULISAN INI BERMANFAAT, MOHON SEBARKAN MENGGUNAKAN TOMBOL DIBAWAH INI
Previous Post
Next Post

Buhairi Rifqa Moustafid atau biasa dipanggil Moustafid merupakan seorang alumni perikanan Universitas Gadjah Mada yang telah dinyatakan lulus pada 14 April 2020. Oleh karena itu berhak mencantumkan gelar Sarjana Perikanan atau di tulis S.Pi.

0 komentar: