23 Mei 2020

Teknik Budidaya Rumput Laut Tahap Pembibitan

Tafshare.com - Rumput laut yang telah dibudidayakan sebagaia komoditas ekspor merupakan produk unggulan negara Indonesia. Budidaya rumput laut terbilang gampang-gampang susah. Selain dikarenakan rumput laut termasuk tumbuhan tingkat rendah sehingga tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daunnya juga metode pembiakannya yang sangat berbeda dari kebanyakan budidaya tanaman. Terdapat 2 metode konvensional dalam budidaya rumput laut yakni Fragmentasi Talus dan Spora. Baca Juga: Rumput Laut: Deskripsi, Habitat dan Persebarannya
Ulva Lactuca (Sumber:pixabay.com)
Fragmentasi
Metode Fragmentasi talus biasa disebut juga sebagai metode stek. Teknik ini umum digunakan oleh para pembudidaya. Teknik ini dilakukan dengan cara memotong talus kemudian ditanam kembali dan menjadi tanaman baru. Dalam teknik ini yang sangat perlu diperhatikan ialah pemilihan bibit yang bagus. Teknik seleksi membutuhkan banyak bibit awal yang akan diseleksi dan waktu yang kurang dapat diperkirakan, serta sangat dipengaruhi oleh lingkungan budidaya. Cara memilih bibit yang bagus dapat melalui seleksi secara langsung atau seleksi populasi.

-Seleksi Langsung
Seleksi langsung dilakukan dengan menseleksi bibit yang bagus kemudian ditanam pada lahan budidaya. Bibit yang ditanam berasal dari rumput laut berusia 25 - 30 hari, cabang banyak atau agak rimbun, tidak terdapat bercak, tidak mengelupas, tidak berlendir, segar, lentur, tidak terserang penyakit, tidak ditumbuhi lumut dan terdapat banyak calon talus lainnya. Seleksi secara langsung merupakan teknik yang sederhana dan cepat. Sumber bibit awal di dapat dengan mudah dari hasil budidaya sebelumnya. Namun penggunaan bibit secara berulang memiliki potensi menurunkan kualitas bibit dari segi pertumbuhan maupun ketahan terhadap penyakit. Baca Juga: Aklimatisasi Ikan, Pengertian, Metode dan Tujuan

-Seleksi Populasi
Motode seleksi Populasi dilakukan dengan memilih bibit pada kawasan populasi budidaya tertentu seperti pada luasan budidaya, luasan lahan tertentu atau lahan yang telah disiapkan untuk menghasilkan bibit unggul untuk dibudidayakan. Dalam metode seleksi populasi dapat dibagi menjadi beberapa seleksi yakni berdasarkan laju pertumbuhan harian (LBH) dan berdasarkan varietas. Stock bibit Metode LBH berasal dari pembudidaya. Indukan dipilih berdasarkan kondisi fisik yang baik seperti talus memiliki cabang yang banyak, rimbun, ujung-ujung talus agak runcing, talus secara morfologi terlihat bersih, segar, berwarna cerah, umur indukan 30 hari, tidak berlendir, tidak rusak, tidak patah, tidak berbau busuk pada saat akan dilakukan penanaman dan talus bebas dari penyakit (bercak putih dan terkelupas) dan biofouling. Rumput laut yang telah di seleksi dipelihara selama 30 hari dan dijadikan indukan baru (G-0). Seleksi dilakukan pada 10% LPH tertinggi. Hasil seleksi dijadikan sebagai bahan bibit awal untuk siklus selanjutnya. Selanjutnya seleksi dilakukan untuk mendapatkan varietas dari G-1 sampai G kesekian dan seleksi dilakukan dengan proses yang sama dengan siklus sebelumnya untuk tiga siklus atau sampai LPH telah memperlihatkan nilai yang stabil. Semakin lama seleksi semakin sedikit bibit yang afkir dan hasilnya semakin besar atau semakin stabil.

Seleksi varietas merupakan teknik yang cukup sederhana yaitu memilih varietas terbaik. Sumber bibit diambil dari hasil budidaya atau dari alam. Sumber bibit yang akan diseleksi memiliki bobot awal sekitar 50 gram dan dipelihara di lahan budidaya. Teknik ini membutuhkan luasan lahan 50x40 m persegi untuk perbanyakan bibit. Waktu yang dibutuhkan menyesuaikan performa bibit awal. Seleksi dilakukan hingga diperoleh pertumbuhan rumput laut yang relatif stabil. Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan budidaya. Berdasarkan penelitian teknik ini meningkatkan pertumbuhan bibit 2,92% per hari atau sebesar 84,25% dibanding dengan bibit rumput laut tanpa seleksi. Baca Juga: Nutrisi yang Dibutuhkan Mikroalga

Spora
Teknik Spora ialah memanfaatkan sebagian siklus hidup rumput laut sendiri yaitu berkembangbiak dengan spora. Spora diambil dari rumput laut yang telah memiliki karpospora dengan ciri-ciri adanya tonjolan yang tumbuh dipermukaan talus. Pelepasan spora dapat dilakukan dengan menggantungkan talus rumput laut dibawah permukaan air selama 3 hari dengan harapan spora dapat lepas dan menempel pada substrat. Teknik ini dapat dilakukan di wadah aquarium dapat juga langsung di lahan budidaya dengan catatan telah disediakn substrat untuk menempel bibit yang dihasilkan. Spora akan nampak pertumbuhannya setelah 2 minggu dengan pemeliharaan mencapai ukuran 2-3 cm dan siap diaklimatisasi di lapangan. Teknik ini tidak mudah untuk dilakukan masyarakat sebab sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti substrat dan kualitas air yang digunakan dalam menumbuhkan spora. Spora rumput laut juga dapat dikembangkan secara in vitro. Perkembangan spora rumput laut secara in vitro memerlukan kondisi yang sesuai untuk tumbuhnya baik media maupun lingkungannya. Sehingga diperlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus. Penyediaan bibit waktu dan biaya yang tinggi.

Terdapat teknik yang dikembangkan yakni kultur jaringan. Teknik ini menjadi salah satu teknik yang dapat menjamin kualitas bibit dan memberikan hasil yang baik. Serta dapat menghasilkan banyak persediaan bibit yang dibutuhkan.

Sumber:
Heranti, H. 2018. Perbanyakan Kultur Jaringan Pada Perbanyakan Bibit Rumput Laut. Makalah Semianar 1 SKS. Akuakultur UGM. Yogyakarta.
SEKIRANYA TULISAN INI BERMANFAAT, MOHON SEBARKAN MENGGUNAKAN TOMBOL DIBAWAH INI
Previous Post
Next Post

Buhairi Rifqa Moustafid atau biasa dipanggil Moustafid merupakan seorang alumni perikanan Universitas Gadjah Mada yang telah dinyatakan lulus pada 14 April 2020. Oleh karena itu berhak mencantumkan gelar Sarjana Perikanan atau di tulis S.Pi.

0 komentar: