1 Jul 2020

Modernisasi Perikanan !!!

Tafshare.com - Nelayan nelayan Indonesia apa kabar hari ini? berapa banyak ya nelayan yang udah melaut dengan kapalnya sendiri ke wilayah penangkapan di ZEEI ? Memang harus diakui kalau dilihat kapal asing lah yang sering memasuki zona ini secara mendominasi. Kapal asing ini memang diperbolehkan selama sesuai dengan hukum internasional jika memang nelayan kita / kapal kita tidak mampu memanfaatkan potensi laut disitu. Inget ya izin kapal asing itu dikeluarkan setelah adanya perjanjian bilateral atau multilateral dengan negara yang dijadikan bendera. Tidak begitu saja diberikan kok nanti mesti disertai kuota ikan yang bolehmereka tangkap dan tenang ada fee nya yang harus dibayarkan. Ya tak bisadipungkiri juga kalau penegakan hukum untuk masalah kapal asing ini belum bisa tegak setegaknya tiang bendera di bberapa perkantoran pemerintahan, apa lagi jika hal ini di fasilitasi oleh penguhasa Indonesia sehingga praktik itu dapat terjadi. Baca Juga: Cara Menertaskan Telur Artemia

Melihat potensi perairan kita yang ada terutama di wilayah pesisir luar jawa  , harus di barengi dengan peningkatan teknologi / armada penangkapan. Tapi ingat teknologi yang ada juga akan berdampak pada perubahan sosial di nelayan Indonesia. Kegiatan penangkapan mulai berkembang di Indonesia sejak jaman Hindia Belanda dengan alat yang dinamakan jaring payang di Teluk Jakarta yang dilakukan oleh Instituut voor Zeevisserij. Ini gambar alat tangkap jaring payang yang diambil dari Bank Indonesia untuk pola pembiayaan usaha kecil usaha penangkapan dengan alat tangkap jaring payang. Baca Juga: Budidaya Daphnia di Rumah


Tahun 1948-1951, di perairan Teluk Jakarta terdapat 2 tipe perahu motor, sejak saat itu penggunaan motor pada kapal terus berkembang diiringi dengan berbagai alat tangkap yang berkembang. Semakin kesini seiring perubahan jaman terjadi transformasi alat tangkap yang diharapkan untuk meningkatka produksi perikanan. Hal ini memiliki dampak yang positif diantaranya :
  1. Meningkatnya produksi yang dihasilkan oleh nelayan
  2. Pendapatan nelayan meningkat
  3. Dapat terciptanya lapangan kerja baru
Dari segi positifnya cukup banyak namun ada negatifnya juga yang muncul , seperti ketimpangan antar nelayan  dalam pendapatan maupun kesempatan mendapatkan modal / teknologi , ketimpangan pendapatan buruh dengan pemilik kapal dan konflik nelayan lainnya. Baca Juga: Potensi Budidaya Karamba Jaring Apung


Sumber : Arif Satria. 2015. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Yayasan Pustaka Obor. Jakarta, Indonesia.

Mari berdiskusi atau berkomentar dikolom komentar,

Salam,

https://www.linkedin.com/in/ilham-muhammad-904645132/

Penulis

Ilham Muhammad (Alumni Perikanan UGM)

25 Jun 2020

Menetaskan Kista Artemia Cukup Dirumah, Mudah!!!

Tafshare.com - Artemia artemia artemia, pakan alami yang cukup merogoh kocek untuk pada hobbies, tetapi itu juga sebanding kalau dilihat dari nilai gizi untuk larva ikan. Baiklah kali ini akan membuat alat tetas Artemia :

Baca Juga: Pelet Buat Ikan

Alat dan Bahan
  1. Kista Artemia
  2. Botol bekas minuman 600ml/1500ml
  3. Selang aerator
  4. Lem tembak dan isinya
  5. Aerator
  6. Tali/Rafia
  7. Air
  8. Garam Ikan
  9. Stop kran
  10. Solder
  11. Pisau

Tata Laksana Pembuatan Media :
  1. Potong bagian bawah botol dengan pisau sesuai coretan merah
  2. Setelah sudah siapkan solder untuk melubangi bangian botol yang ditandai dengan titik merah disesuaikan tali/rafianya , sekaligus di tali agar bisa digantungkan saat proses penetasan.
  3. Jangan lupa tutupnya juga dilubangi sesuai dengan diameter selang aeratornya
  4. Masukkan selang pada titik merah dan jangan lupa di lem dengan lem yang sudah tersedia bagian luar dan dalam tutup botolnya (untuk bagian dalam selang dimasukkan sekitar 2-3cm)
  5. Setelah sudah tutup botol dikembalikan ke botol dan rapatkan setelah itu dilem dengan lem tembak agar tidak terjadi kebocoran
  6. Potong selang pendek sekitar 5-10cm untuk menyambungkan dari mesin aeratornya ke stop kran , A untuk selang pendek dan B untuk selang yang sudah terhubung dengan botol
  7. Setelah sudah semua terpasang mesin aerator - selang kecil -stop kran - selang yang terhubung botol yang sudah disangkutkan di dinding/tembok. Hidupkan aerator dan kendorkan stop kran sampai terdengar bunyi keras dri dalam botol.
  8. Isi 3/4 botol dengan air tawar dan berikan 2 sendok makan datar garam ikan tunggu sampai semua tercampur  dengan tanda tidak ada endapan garam dibawah.
  9. Masukkan Kista Artemia 1 sendok teh / disesuaikan kebutuhan , tunggu sampai menetas 1-2 hari.
Cara Pemanenan:
  1. Kencangkan dengan memutar stop kran sehingga tidak ada lagi gelembumbung dibotol.
  2. Tunggu sampai dan lihat sampai ad endapan diatas terkempul dan cabut selang dan tuangkan diwadah yang disediakan.
  3. Serok dengan jaring khusus artemia untuk pemberian pakan pada ikan kesayangan kita.
Bonus saat menetas :


Silahkan berkomentar dikolom komentar,

Salam
Penulis
Ilham Muhammad
Alumni Perikanan UGM 2020

18 Jun 2020

Mengenal Congo Tetra/Kongo Tetra, Ornamental Fish

Tafshare.com - Congo Tetra??? ya jika dibaca dari namanya tidak asing seperti pernah dengar seperti daerah tidak asing, Afrika, sungai kongo tepatnya dimana ikan cantik ini berasal. Apasih daya tarik dari ikan satu ini? jika dilihat lihat warna tubuh kongo tetra sudah tentu indah dan kontras dengan dominasi warna biru metlik/biru turkis dan kecoklatan di punggungnya. Untuk variasi warnya pada bagian sisi tubuhnya ada kuning gelap , hijau zaiun , hijau kebiruan untuk bagian perut terdapa warna violet keperakan. Beda dengan ikan louhan arwana ikan ini akan lebih menarik jika set-up akuariumnya dengan aquascape dan tentunya ikan dibuat bergerombol(lebih dari 1) dan tak lupa diberi lampu agar warnya lebih hidup. Kebiasaan renang ikan ini menyukai hidup dipermukaan air. Baca Juga: Budidaya Daphnia Magna di Rumah, Sukses

Congo Tetra/Kongo tetra (Phenacogrammus interruptus Boulenger)
Phenacogrammus interruptus Boulenger

Micralestes acutidens Peters
Micralestes acutidens Peters

Ada 2 jenis kongo tetra yaitu Phenacogrammus interruptus Boulenger(Jantan hingga 10cm betina hingga 8cm) dan Micralestes acutidens Peters(Jantan dan Betina antara 6-7cm) Untuk pemeliharaan syarat air yang harus di penuhi, DO 6-8mg/l; Suhu 22-28 derajat Celcius (pemijahan di angka 26); pH 5-7. Pakan??? pelet tu praktis tapi saranku lebih baik pakan hidup berupa kutu air boleh jentik nyamuk oke artemia boleh cacing darah beku nan praktis juga boleh, penasaran sama khasiat masing'' pakan??? kapan kapan kita bisa diskusikan di post artikel selanjutnya. Baca Juga: Teknik Budidaya Pembesaran Lele

Breedingnya , bisa pake akuarium uk 100cm x 50cm x 50cm disarankan tebal kaca 6cm. karena ikan ini bertelur maka dibutuhkan subsrat untuk penempelan telurnya dpat berupa ali rafia (caranya tnya admin lsng aja) , tanaman air etc. Pemasukkan induk jantan dimasukkan lebih dahulu sehari setelahnya disusul betinanya dengan ratio 1 : 2 atau 2 :3 . Pemijahan terjadi biasanya di hari ke 4-5 setelah di campurkan dan ini prosesnya 2-4 hari jadi jgn langsung diangkat bila terlihat telurnya tapi tunggu aja dulu. Setelah telur sudah ada bisa 2 cara pindah induknya atau pindah telurnya, saran dari saya pindah induknya saja. Baca Juga: Pelet Buat Ikan

Bonus :

Mari berdiskusi atau berkomentar dikolom komentar,

Salam,

https://www.linkedin.com/in/ilham-muhammad-904645132/

PENULIS
Ilham Muhammad
Alumni Perikanan UGM

15 Jun 2020

Pelet Buat Ikan, Kok Ya Kepikiran?

Pelet ikan, kok ya kepikiran? Apakah penting? Dalam pemberian pakan untuk ikan dibagi 2 yaitu pemberian pakan alami dan pemberian pakan buatan, masing masing memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing. Katak,Ikan kecil kecil,ulat jerman, dan sebagainya merupakan contoh pakan alami yang dapat ditemui disekitar kita dan tidak dapat kita ubah kandungan gizinya secara signifikan. Disisi lain pelet ikan adalah solusi alternatif atas cetusan ide gagasan manusia terhadap masalah - masalah yang ditemui dalam budidaya. Kenapa pelet adalah gagasan ide? Dahulu Ikan banyak tersebar di perairan Indonesia dan dunia bebas berenang seiring perkembangan jaman manusia melihat beberapa jenis ikan sebagai sebuah estetika atau keindahhan pemuasan mata untuk dijadikan hobi atau di jadikan sebuah makanan pokok sehari hari untuk pemenuhan kebutuhan gizi bagi tubuh. Dari sini manusia berpikir jika pemberian pakan alami terus menerus diberikan maka ada beberapa faktor yang mengganggu, seperti perawatan/pencarian pakan alami di lingkungan mereka, apalagi jika yang dibutuhkan sulit ditemukan. Pakan Alami juga biasa bersifat cepat habis untuk 1-3x pemberian pakan ikan. Baca Juga: Budidaya Daphnia Magna di Rumah, SUKSES!

Semisal pemberian pakan untuk ikan Arwana berupa katak , maka kita sebagai pemilik tentu akan mencarikan pakan alami katak atau alternatif lain yang itu tentu cukup sulit dalam penyimpanannya, apa lagi orang disekitar kita juga mungkin akan terganggu dengan bau atau suara yang ditimbulkan dari pakan alami itu sendiri. Jika terus di simpan maka akan ada biaya tambahan lagi untuk pemberian pakan alami semisal berupa katak dan waktu untuk membersihkan kandangnya belum lagi semakin lama disimpan maka umur dan ukuran kata juga akan bertambah. Terkadang juga dalam pemberian pakan ini juga ada sisa yang tak termakan seperti sisa kaki pada katak atau kepala/ekor pada udang. Memang jika diberikan pakan alami akan sesuai seperti ketika ikan itu berada dialamnya dan juga hasrat/ego ikan itu sendiri akan tetap terjaga untuk mau mengejar pakan yang kita berkan dan itu bisa jadi keasikkan/tontonan untuk para hobbies. Baca Juga: Nutrisi yang Dibutuhkan Mikroalga

Bagaimana pelet? Tentu lebih praktis, sudah gitu aja.
( dari segi penyimpanan pelet pabrikan sendiri memiliki pelindung dalam kemasan semacam klep kalau orang orang bilang yaitu setelah pemberian pakan bisa di di tutup lagi atau jika tidak ada bisa dipindahkan ke tempat yang kedap. Dari segi kandungan tentu pelet lebih jelas kandungannya dan juga kompleks sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan ikan.  Mahal? Ya relatif sih tapi memang kebanyakanuntuk mendapatkan pelet yang bagus/sesuai biasanya memang ada harga yang harus ditukar.)
Pelet tu ada 2 yaitu terapung(untuk ikan koi ,louhan, guppy dll) dan tenggelam( udang udangan/lobster , ikan saat fase larva).

Pada dasarnya kebutuhan pakan pada ikan baiknya dikombinasikan dan disesuaikan dengan tujuan yang akan dituju apakah body ikan/warna ikan yang ingin capai. Baca Juga: Budidaya dalam Ember

Ada pertanyaan silahkan berkomentar dikolom,
Salam, 
https://www.linkedin.com/in/ilham-muhammad-904645132/

PENULIS
Ilham Muhammad
Alumni Perikanan UGM

10 Jun 2020

Budidaya Daphnia Magna di Rumah, Sukses !!!

Tafshare.com - Budidaya ikan hias merupakan pilihan yang tepat apabila ingin melaksanakan suatu usaha sekaligus menikamti keindahan. Perkembangan perdagangan ikan hias semakin hari semakin menggembirakan. Bahkan beberapa komoditas ikan hias saat ini sangat diandalkan sebagai komoditas ekspor. Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan hias. Menurut Perius (2011) pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan namun di sisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50-70%) dari biaya produksi. Permasalahan yang dihadapi para pembudidaya termasuk saya sendiri dalam bermain ikan dengan meningkatnya harga pakan ikan. Oleh karena itu, upaya pencarian pakan alternatif yakni pakan alami yang murah serta mudah dijangkau terus dilakukan agar dapat mengurangi biaya produksi. Pakan juga merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pemberian pakan alami berupa zooplankton daphnia sebagai pakan alami sangat cocok diberikan pada larva ikan yang sesuai dengan bukaan mulutnya, karena ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Sifat zooplankton yang bergerak ini akan merangsang ikan untuk memangsanya. Zoopkankton tidak mencemari dan mengotori air karena pakan ini akan tetap hidup bersama ikan-ikan. Baca Juga: Cara Mudah Memijahkan Ikan Gurami
Bentuk tubuh Daphnia magna
Baiklah saya akan membagikan pengalaman dalam penyediaan pakan alami, terutama untuk ikan peliharaan saya.

1. Persiapan wadah (wadah dapat apa saja tetapi dari saya menggunakan sterofom bekas buah pulm yang dapat dibeli dengan harga 5 ribu - 8 ribu)

2. Masukkan air bekas budidaya ikan sedikir saja mungkin sekitar 5 cm (terserah air apa saja pada intinya jangan air baru, alternatif boleh air yang sudah di endapkan minimal 3 hari)

3. Masukkan starter dapnia magna, ini dapat diperoleh dari beberapa pembudidaya senior yang sudah saya temui (per pack mereka rata rata jual 10ribu) dan dibiarkan sampai ke esokkan harinya

4. Beri pakan dapnia berupa green water (dapat ditemui di bekas ikan budidaya setinggi 5cm (oiya tips aja pengambilan green water ambil yang di permukaan ya) Baca Juga: Nutrisi yang Dibutuhkan Mikroalga

5. Pantau! ini penting indikasi ketika daphnia saudara hidup adalah air yang keruh akan berubah menjadi jernih itu berarti daphnia saudara hidup, proses ini dapat di cek keberhasilannya di hari ke 10 setelah pemberian green water

6.Jika sudah berhasil maka bagi daphnia ke tempat lain lagi agara stok pakan saudara mencukupi.

Perhatian!!! Tolong penempatan wadah jangan terkena matahari langsung apa lagi terkena air hujan diusahakan dihindari, sedia selalu green water, banyak banyak berdoa karna Kuasa Tuhan Diatas Kita :)

Ada pertanyaan silahkan berkomentar,
https://www.linkedin.com/in/ilham-muhammad-904645132/

Penulis
Ilham Muhammad
Alumni Perikanan UGM

Cara Memijahkan Ikan Nila

Tafshare.com - Budidaya ikan nila telah berkembang pesat sesuai dengan kondisi permintaan masyarakat. Ikan Nila meskipun tergolong komoditas introduksi, namun penggemarnya cukup banyak dari masyarakat Indonesia maupun Dunia. Salah satu prospek bisnis dari budidaya ikan nila ialah sektor pemijahan ikan nila. Karena ikan nila termasuk ikan yang over breed sehingga usaha pembenihan seharusnya tidak begitu sulit. Hanya saja yang sering terlupakan ialah mempertahankan kualitas induk agar menghasilkan benih yang unggul dan mempertahankan kualitas benih agar menghasilkan bibit yang unggul. Beberapa prosedur yang harus dilakukan untuk memulai pemijahan ikan nila ialah menyiapkan wadah, memilih induk, memelihara induk, pemijahan, pemanenan larva dan pendederan. Baca Juga: Cara Budidaya Semi Intensif Pembesaran Ikan Nila

Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan sebaiknya berupa kolam tanah agar kondisi alam sesuai dengan ikan nila. Perlakuan yang dilakukan seperti biasanya yakni pengeringan, pengapuran, pemupukan, pembalikan tanah dan seterusnya (Baca Juga: Persiapan Kolam Budidaya Ikan). Setelah kolam telah siap, indukan dapat dimasukkan ke dalam kolam.

Pemilihan dan Pememliharaan Induk
Perbedaan Induk Betina (kiri) dan Jantan (kanan)
Pengadaan induk yang tepat akan mempengaruhi proses pemijahan dan hasil dari benih yang akan di dapatkan. Induk yang berkualitas akan menghasilkan benih yang berkualitas pula. Oleh karena itu perlu memperhatikan dengan jeli pada proses ini. Perbedaan induk nila jantan dengan betina dapat dilihat pada lubang kelamin atau genitalnya. Nila jantan memiliki lubang anus dan lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran urin dan sperma. Nila betina memiliki 3 lubang yang berupa anus, saluran urin dan lubang telur. Warna tubuh nila jantan terlihat lebih gelap dibandingkan warna tubuh nila betina. Bagian perut nila betina lebih besar dan akan terasa lembek. Ciri indukan yang telah matang gonad ialah nila jantan akan mengeluarkan cairan putih jika bagian perut diurut kearah lubang genitalnya. Nila betina akan mengeluarkan butiran telur jika dilakukan hal ini. Induk yang dipilih haruslah sehat dengan ciri aktivitas renang lincah, badan tidak cacat dan warna tubuhnya cerah. Baca Juga: Cara Mudah Memijahkan Ikan Gurami

Pemijahan
Pemijahan pada nila akan terjadi biasanya pada hari ke 7 sejak induk dimasukkan ke kolam. Pemijahan nila membutuhkan kondisi lingkungan suhu 22-27 derajat celsius, pH optimal 5-7 dan kandungan oksigen 5 mg/l. Jika kondisi lingkungan ini telah memenuhi nanti ikan akan memijah dengan sendirinya karena ikan nila termasuk golongan ikan yang suka kawin.
Pemanenan Larva
Telur yang terbuahi akan menetas dalam kurun waktu 3-7 hari. Setelah telur menetas, larva akan diasuh oleh induknya terlebih dahulu selama 14 hari. Selama pengasuhan larva sesekali dikeluarkan dari mulutnya. Jika terlihat ada ancaman, larva akan masuk kedalam mulut induknya. Pemantauan dilakukan untuk mengetahui waktu dikeluarkannya larva dari mulut induknya dan tempat biasanya bergerombol. Setelah diketahu titik-titik tempat larva bergerombol dan waktu larva dikeluarkan dari mulut induknya maka larva dapat dilakukan pemanenan dengan seser. Selama ini larva diketahui keluar dari mulut induknya sekitar pukul 07.00 - 09.00 wib. Baca Juga: Potensi Budidaya Sistem Karamba Jaring Apung (KJA): Kelebihan dan Kekurangan

Pendederan
Pendederan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh ukuran ikan yang seragam. Pendederan dapat dibagi menjadi 2 tahapan. Tahap 1 ialah pemeliharaan benih yang berasal dari hasil kegiatan pembenih berukuran 1-3 cm dan dipelihara selama 2-3 minggu sehingga larva mencapai ukuran 3-5 cm per ekor. Pendederan 2 ialah pemeliharaan benih hasil ukuran sebelumnya yakni 3-5 cm mencapai ukuran 5-8 cm dengan lama pemeliharaan kurang lebih 3 minggu. Padat tebar yang direkomendasikan untuk pendederan 1 75-100 ekor per meter persegi dan pendederan2 sebanyak 50 ekor per meter persegi.

Proses ini biasanya akan berlaku alami pada budidaya masal. Sehingga seringkali ikan nila yang ada di kolam tidak merata dan seragam. Demi menanggulangi masalah tersebut seringkali pembudidaya melakukan budidaya monoseks atau perlakuan maskulinisasi (Baca Juga: Mengenal Sistem Pemeliharaan Budidaya Ikan). Oleh karena itu ada baiknya proses pemijahan dilakukan terpisah dengan proses pembesaran. Ini dilakukan dengan tujuan menghasilkan benih unggul dan hasil pembesaran baik dan berkualitas karena tidak terjadi perkawinan masal yang dapat menimbulkan banyak masalah lainnya.

8 Jun 2020

Cara Mudah Memijahkan Ikan Gurami

Tafshare.com - Pembenihan atau upaya memijahkan ikan merupakan langkah awal agar usaha budidaya tetap berkelanjutan. Ikan gurami yang menjadi salah satu komoditas penting dan favorit masyarakat Indonesia terus meningkat usaha budidayanya demi memenuhi permintaan pasar. Memijahkan ikan gurami mudah-mudah susah dikarenakan proses yang cukup rumit seperti mematangkan gonad ikan, menjodohkan hingga menyediakan tempat agar ikan tersebut nyaman untuk melakukan pemijahan. Ketika proses pembenihan ikan gurami lancar, maka dapat dimungkinkan ketersediaan stock benih gurami tercukupi. Namun meskipun begitu budidaya ikan gurami juga masih mengalami banyak kendala. Persiapan pemijahan dimulai dari persiapan wadah, pemilihan induk, pemijahan, penetasan telur, perawatan larva dan pendederan.
Dikenal sebagai ikan gurami albino
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan dapat berupa kolam semen, semi semen atau kolam tanah. Jika pemijahan masal maka wadah yang digunakan minimal luas 50 m persegi, namun jika pemijahan dilakukan untuk sepasang induk wadah yang digunakan minimal 2x2x1 m. Wadah yang telah ada terlebih dahulu dibersihkan untuk menangkal hadirnya bibit-bibit penyakit. Sehingga kondisi calon induk tetap sehat selama proses pemeliharaan untuk dipijahkan nantinya. Pembersihan dapat dimulai seperti persiapan kolam biasanya (Baca Juga: Persiapan Kolam Untuk Budidaya Ikan) dapat juga dilakukan dengan cara lain seperti menggunakan peroksida untuk dinding kolam dan lain-lain. Selanjutnya kolam diisi air bersih yang jernih, tidak berwarna atau bening, tidak memiliki bau menyengat. Kolam diisi air dengan ketinggian 70-80 cm kemudian di diamkan selama 4 hari. Selanjutnya calon kerangka sarang diletakan di pinggiran kolam. Calon kerangka sarang dapat berupa ijuk, ranting-ranting, semak-semak, pelepah pisang atau serat karung plastik. Lebih baik menggunakan bahan-bahan alami agar kondisi tidak tercemar.

Pemilihan Induk dan Pemeliharaan
Perbedaan ikan jantan betina (kiri) dan jantan (kanan)
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan riskan. Karena tahap ini akan menetukan proses selanjutnya yakni pemijahan. Pemijahan dapat berhasil dengan kualitas baik dapat pula menemui kegagalan di tentukan pada proses pemilihan induk dan pemeliharaannya. (Baca Juga: Pengertian Dimorfisme Seksual dan Faktor Penyebabnya) Indukan ikan gurami memiliki ciri:
Jantan Betina
-Berat 2-2.5 kg/ekor -Berat 2.5-3 kg/ekor
-Umur minimal 2 tahun -Umur minimal 2 tahun
-Tonjolan pada dahi terlihat jelas -Tonjolan tidak begitu jelas
-Perut ramping -Perut membulat
-Kekar dan lincah -Alat kelamin memerah
Pemeliharaan induk ditujukan untuk mempercepat pematangan gonad dan meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan. Oleh karena itu pakan selama pemeliharaan sangat menentukan kualitasnya. Pakan yang diberikan dapat berupa daun-daunan dan pakan buatan tinggi lemak dan vitamin C. Dedaunan dapat berupa daun talas, pakan alami lemna, hidrilla dan azolla. Lemak dan vitamin C akan mempengaruhi proses pematangan gonad dan kualitasnya.

Pemijahan
Pemijahan akan berlangsung sekitar 15-30 hari. Perbandingan induk yang dibutuhkan ialah 1:3 yakni 1 jantan 3 betina. Calon indukan yang sebelumnya dipelihara akan menunjukan ciri saling berkejaran dimana proses ini ibarat PDKT. Kemudian jika indukan tersebut cocok maka akan saling berdampingan. Indukan yang sudah berpasangan akan mulai membuat sarang dengan bahan-bahan yang sebelumnya telah disediakan. Setelah sarang selesai dibuat, proses pemijahan akan berlangsung di dalam sarang seraya sarang ditutup oleh indukan jantan ketika sperma telah membuahi telur. Pemijahan dapat dilihat ketika indukan saling berpelukan atau saling melilit satu sama lain. Telur yang skiranya keluar dari sarang akan dimasukan kedalam sarang oleh indukan jantan. Waktu memijah biasanya dilakukan pada sore hari antara pukul 15.00-17.00. Ketika pemijahan selesai maka sarang akan tertutup rapat yang menandakan telur telah berada di dalam seluruhnya. Tanda lain pemijahan telah selesai ialah kolam akan tercium aroma amis disertai munculnya cairan lemak atau minyak dipermukaan kolam. Selama pemijahan berlangsung pemberian pakan dilakukan seperti biasanya. Baca Juga: Perbedaan Induk Jantan dan Betina Ikan Cupang (Betta sp)

Penetasan Telur dan Perawatan Larva
Telur tadi dapat menetas secara alami dapat juga di tetaskan dengan alat bantu. Telur akan menetas dalam waktu 30-36 jam. Telur yang ditetaskan secara alami di dalam sarang dibiarkan saja. Perlakuan yang ada hanyalah merawat induk seperti memberi pakan tinggi protein dan karbohidrat agar induk tetap sehat. Ini dilakukan karena paska memijah induk akan kehilangan energi sehingga perlu asupan energi yang lebih untuk memulihkan kembali tenaganya. Indukan akan menjaga sarang hingga telur-telur menetas. Jika penetasan dilakukan di kolam penetasan telur maka butuh persiapan wadah penetasan dan peralatannya. Penetasan buatan dapat dilakukan di kolam, akuarium bahkan botol air mineral 1 literan.

Terlebih dahulu wadah yang akan digunakan untuk menetaskan dibersihkan dan dikeringkan. Selanjutnya dapat memberikan lapisan kerikil halus jika penetasan dilakukan di kolam penetasan. Apabila penetasan dilakukan di baskom maka bahan yang digunakan plastik, fiber atau karet sebagai pelapis. Kemudian apabila wadah penetasan telah siap, sarang yang baru saja terisi telur dan telah tertutup diangkat secara hati-hati kemudian diletakkan ditempat yang telah disediakan. Sebaiknya pemindahan sarang dilakukan setelah selesai memijah. Sehingga tidak terlalu lama jeda antara pemindahan sarang ke kolam penetasan. Baca Juga: Cara Budidaya Ikan Gurami Tahap Pembesaran

Fase larva merupakan fase kritis awal kehidupan ikan. Larva yang telah menetas akan terlihat berenang-renang dengan kuning telur yang tersisa. Kuning telur ini digunakan untuk pakan alami awal kehidupan ikan. Ikan yang telah berenang-renang dapat dimulai pemberian pakan alami berupa moina atau daphnia. Kuning telur tersebut akan habis 8-10 hari paska menetas. Selama pemeliharaan larva ada baiknya ditambahkan sedikit aerasi untuk menghindari terjadinya kekurangan oksigen.

Pendederan
Pendederan dilakukan untuk memelihara fase post larva hingga siap untuk pembesaran. Kegiatan yang dilakukan sebelum memulai pendederan ialah persiapan kolam. Persiapan kolam ini tidak berbeda dengan sebelumnya. Pendederan dapat dilakukan di kolam, akuarium atau bak fiber bergantung kebutuhan. Pemilihan benih tebar dilakukan dengan cara memilih ikan yang kondisinya sehat, tidak cacat ataupun luka dan gerakan lincah. Kemudian benih yang telah di seleksi tadi dilakukan aklimatisasi pada kolam tebar. Pakan yang digunakan pada saat pendederan sebaiknya yang tinggi protein dan lemak seperti cacing darah, jenik nyamuk dan lain-lain. Baca Juga: Cara Budidaya Semi Intensif Pembesaran Ikan Nila

Kegiatan pembenihan ini dilakukan secara berurutan agar proses produksi berjalan dengan baik. Jika kegiatan dilakukan dengan benar proses produksi akan menghasilkan benih ikan gurami yang unggul dan berkualitas.

6 Jun 2020

Potensi Budidaya Sistem Karamba Jaring Apung (KJA): Kelebihan dan Kekurangan

Potensi Budidaya Sistem Karamba Jaring Apung (KJA): Kelebihan dan Kekurangan
Tafshare.com - Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat sedangkan asupan pangan dan protein perlu di cukupi memaksa salah satunya komoditas perikanan untuk terus berinovasi agar dapat mensuplai permintaan yang ada. Salah satu inovasi yang dikembangkan ialah budidaya sistem karamba jaring apung. Budidaya sistem karamba jaring apung memungkinkan pembudidaya ikan untuk melakukan budidaya di lingkungan perairan tanpa merusak atau melakukan pembukaan lahan. Sistem karamba jaring apung (KJA) telah berkembang di banyak tempat di Indonesia. Meski demikian, budidaya mengandalkan KJA masih menyimpan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Sistem KJA biasanya digunakan untuk budidaya ikan laut yang selama ini perlu lahan cukup besar atau belum dapat di kembang biakan. Komoditas tersebut seperti ikan kerapu, beronang, tuna, lobster pasir, kakap, kuwe bahkan bandeng sekalipun. Baca Juga: Budidaya Laut, Raksasa Ekonomi Indonesia yang Tertidur
Model KJA bundar di Pasawaran
Kelebihan
-Jenis yang mampu di Budidayakan Banyak
Acapkali dalam budidaya perlu dimulai dari proses domestikasi (penjinakkan), memahami tingkah laku ikan, upaya pemijahan dan kemudian budidaya secara berkelanjutan. Namun pada beberapa jenis ikan seringkali tidak dapat dilakukan proses domestikasi hingga pemijahan karena lingkungan yang berbeda, membutuhkan perbedaan lingkungan selama proses pemijahan, ruang yang sempit dan waktu yang lama. Misalkan saja salmon dan sidat yang membutuhkan 2 lingkungan perairan selama proses pemijahan. Ikan Tuna juga akan mengalami kesulitan jika dilakukan dari proses domestikasi hingga pemijahan. Meskipun upaya tersebut senantiasa dilakukan, namun masih butuh proses yang cukup panjang. Oleh karena itu KJA menjadi salah satu alternatif solusi untuk wadah pembesaran bagi ikan-ikan komoditas penting yang selama ini belum terdomestikasi atau belum dapat di pijahkan. Baca Juga: Siklus Hidup Unik Ruaya Ikan

-Pensortiran dan Pemanenan Mudah
Budidaya yang biasa dilakukan di kolam tanah atau tambak seringkali perlu melakukan pembuangan air. Selain itu proses pemilihan ikan juga menjadi cukup sulit. Sistem KJA menguram=ngi kesulitan tersebut karena proses pemanenan tidak perlu melakukan pembuangan air. Selain itu ikan yang sudah terkondisikan di dalam KJA dapat langsung di angkat dan di sortir sesuai kebutuhan yang diinginkan.

-Mengurangi Tingkat Penyebaran Penyakit
Sistem KJA tak ubahnya seperti perairan pada umumnya yakni lautan terbuka atau badan perairan umum. Hanya saja sistem ini memagari perairan yang ada dengan menggunakan wadah karamba. Sehingga air yang ada langsung bercampur dengan perairan umum. Potensi penyakit yang biasanya disebabkan karena kepadatan tinggi, pencemaran dari daratan dan terbatas dalam sistem kolam tidak terpengaruh pada sistem KJA. Sehingga penyebaran penyakit dapat di kurangi karena badan perairan yang luas. Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Penyakit Ikan

-Menjaga Lingkungan
Pembukaan lahan di daratan mengalami banyak kendala dan masalah. Selain dikarenakan pertambahan jumlah penduduk yang mengharuskan pertambahan hunian baru juga daerah layak guna untuk budidaya semakin berkurang. Selain itu pembukaan lahan juga dapat menyebabkan kerusakan lahan yang lainnya misalnya saja lahan mangrove yang semakin rusak, pencemaran lingkungan akibat budidaya tambak intensif yang menghasilkan limbah namun tidak dapat mengolah limbah dengan baik dan benar dan penggunaan tambak jika telah tercemar virus atau penyakit tidak dapat digunakan dalam waktu cepat karena proses sterelisasi. Adanya KJA dapat mengurangi masalah-masalah tersebut.

Kekurangan
-Tambahan Modal Tinggi
Dikarenakan KJA memaksa pembudidaya untuk membuat rumah jaga, wadah budidaya dan seluruh perlengkapannya di permukaan air, maka biaya yang digunakan menjadi cukup mahal jika hanya dilakukan untuk skala kecil. Maka dari itu, biasanya peran pemerintah setempat atau pemerintah pusat sangat dibutuhkan dalam hal ini.

-Tambahan Pakan
Menyatunya sistem budidaya dengan perairan umum menyebabkan pakan yang digunakan acapkali bercampur atau bahkan menyebar ke perairan umum. Bukan hanya itu, terkadang ikan yang berada diluar KJA mendekat menuju KJA hanya untuk menghisap-hisap pakan yang ada. Sehingga seringkali kebutuhan pakan dipasok dari pakan alami dan pakan buatan untuk mengurangi tambahan biaya pakan.

-Pemantauan dan Perawatan Rutin
Diawal telah disebutkan membutuhkan modal yang tinggi. Hal ini juga dikarenakan pemantauan dan perawatan yang harus dilakukan. Bayangkan saja KJA berada di 500 meter dari daratan. Berada ditengah lautan tentunya akan menyulitkan pembudidaya. Maka dari itu kapal kecil digunakan untuk transportasi. Namun kebutuhan transportasi membutuhkan tambahan biaya. Kemudian perkara mengenai perawatan rutin KJA yang tidak mudah seringkali menyulitkan pembudidaya pemula. Jaring yang berada di tengah perairan umum rawan rusak akibat desakan ikan yang mengira lingkungannya besar dan dapat keluar, usaha ikan di luar KJA yang mencoba menerobos masuk KJA demi pakan yang diberikan atau lumut dan karang lautan yang menempel di jaring-jaring KJA.

Potensi
Provinsi Luas Areal (Ha) Luas KJA (Ha)
Sumatera Utara 20.000 200
Aceh 1.000 10
Sumatera Barat 10.000 100
Kepulauan Riau 60.000 600
Sumatera Selatan 15.000 150
Jambi 500 5
Bengkulu 500 5
Lampung 1.000 10
DKI Jakarta 1.500 15
Jawa Barat 1.000 10
Jawa Tengah 3.500 35
Jawa Timur 5.000 50
Kalimantan Barat 4.000 40
Kalimantan Selatan 2.000 20
Kalimantan Tengah 1.500 15
Kalimantan Timur 5.000 50
Sulawesi Utara 10.000 100
Sulawesi Tengah 12.000 120
Sulawesi Selatan 5.000 50
Sulawesi Tenggara 10.000 100
Bali 1.000 10
Nusa Tenggara Barat 35.000 350
Nusa Tenggara Timur 40.000 400
Maluku 65.000 650
Irian Jaya 65.000 650

Gambaran tersebut menunjukan kepada kita bahwa masih banyak potensi perairan yang mampu di manfaatkan. Sejauh ini potensi ruang laut lepas baru dimanfaatkan sebesar 2% saja. Pengembangan budidaya sistem KJA ini diharapkan mampu meningkatkan pemanfaatan ruang laut untuk budidaya sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak dan memenuhi suplai ikan yang dibutuhkan.

Gambar diatas merupakan penjelasan langsung dari KKP di lamannya kkp.go.id. Penggambaran ini dapat memperjelas kepada kita bahwa potensi kelautan Indonesia cukuplah besar. Masih sangat sedikit pemanfaatannya hingga kini dan perlu inovasi-inovasi baru untuk mengoptimalkan pemanfaatannya.

Sumber:

Aquatec. 2016. https://aquatec.co.id/index.php?page=single_post&postId=68. diakses pada hari Sabtu, 6 Juni 2020 pukul 10.42 WIB.
Jurnal Asia. 2015. https://www.jurnalasia.com/bisnis/kelebihan-dan-kekurangan-keramba-jaring-apung/. diakses pada hari Sabtu, 6 Juni 2020 pukul 10.42 WIB.
kkp. 2018. https://kkp.go.id/artikel/3474-kja-offshore-membangun-industri-marikultur-modern. diakses pada hari Sabtu, 6 Juni 2020 pukul 10.42 WIB.
Kordi K. 2004. Budidaya Ikan Laut Di Karamba Jaring Apung. Penerbit Rinneka Cipta. Jakarta.

5 Jun 2020

Klasifikasi, Morfologi dan Habitat Ikan Bandeng

Tafshare.com - Ikan bandeng merupakan ikan laut yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Hampir disetiap warung kuliner, masakan padang, resto bahkan warung pinggir jalan biasanya menyediakan ikan bandeng. Oleh karena itu perkembangan budidaya ikan bandeng di Indonesia cukup pesat demi memenuhi kebutuhan permintaan di masyarakat. Kajian klasifikasi, morfologi dan habitat terus dilakukan untuk mengetahui secara mendetail mengenai kehidupan ikan bandeng.

Distribusi sebaran ikan bandeng cukup luas mulai dari selatan Jepang hingga Australia dan dari timur Pantai Afrika dan Madagaskar hingga kepulauan di Samudera Pasifik. Ikan bandeng sering disebut milkfish sedangkan nama lokal di Indonesia yang dikenal ialah bandang, bandeng, bolu, bebi, muloh, dan agan. Baca Juga: Siklus Hidup Unik Ruaya Ikan
Ikan Bandeng siap di Olah
Klasifikasi
Secara taksonomi menurut Ghufron H. Kordi (2004) ikan bandeng di golongkan ke dalam:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Gonorhynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
Morfologi
Bentuk ikan bandeng
Secara morfologi dapat di lihat bahwa warna ikan bandeng putih keperak-perakan dengan warna punggung biru hitam. Bentuk ikan bandeng memiliki bentuk torpedo dengan sirip ekor berbentuk cabang. Bentuk ini menandakan bahwa ikan bandeng tergolong perenang cepat. Bentuk kepala yang runcing memudahkan ikan ini menembus gelombang atau badan air. Kepalanya tidak bersisik, mulutnya kecil yang terletak diujung rahang tanpa gigi. Mata diselimuti selaput bening yang biasa dikenal subcutaneus dan lubang hidungnya terletak di depan mata. Baca Juga: Kajian Keragaman Morfometri Ikan Nila

Memiliki 14-16 jari-jari  pada sirip punggung, 16-17 jari-jari untuk sirip dada, 11-12 jari-jari pada sirip perut, 10-11 jari-jari pada sirip anus dan 19 jari-jari pada sirip ekor dengan cabang yang simetris. Jumlah sisik pada garis susuk sebanyak 75-80 sisik.

Habitat
Ikan bandeng merupakan golongan ikan perenang ulung yang dapat menempuh perjalanan jauh. Meskipun dapat dipelihara di air tawar dan sering di budidayakan dalam air payau dengan salinitas 15-20 per mil namun jika berada di laut dapat menempuh jarak yang cukup jauh dengan kondisi salinitas mencapai 35 per mil atau lebih. Habitat asli ikan bandeng berada pada kondisi salinitas 35 per mil atau lebih. Dikarenakan perkembang biakan ikan bandeng yang berada di muara sungai maka ikan bandeng akan kembali ke muara meskipun berada di tengah laut yang jauh dan dalam. Karena toleransi terhadap salinitasnya tinggi, ikan bandeng tergolong ikan euryhaline. Baca Juga: Jenis Toleransi Ikan pada Parameter Salinitas

Sejauh ini budidaya ikan bandeng selalu mengandalkan nener, dikarenakan usaha pemijahan ikan bandeng selalu menemui kegagalan. Meskipun dapat dipijahkan, namun dikarenakan perbedaan lokasi perkembangan benih menyulitkan para pembudidaya terutama yang hanya memiliki lahan sempit dan tergolong jauh dari muara. Budidaya bandeng sering dilakukan di tambak atau menggunakan karamba jaring apung (KJA). Dikarenakan cukup mudah dibudidayakan dan digemari oleh masyarakat usaha untuk mengembangkan dan mempercepat budidaya terus dilakukan demi mencukupi permintaan masyarakat.

Sumber
Kordi K. 2004. Budi daya ikan laut di keramba jaring apung. Penerbit Rinneka Cipta. Jakarta.